Kamis, 03 Mei 2012

Kumpulan Kisah Nyata Mimpi bertemu Rasulullah SAW

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku. (Shahih Muslim No.4206) Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar (hak). (Shahih Muslim No.4208) Hadis riwayat Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah bersabda: Mimpi seorang mukmin adalah termasuk satu dari empat puluh enam bagian kenabian. (Shahih Muslim No.4201) Mimpi Umar bin Khattab Beliau adalah Pemimpin Kaum Muslimin setelah Sayyidina Abu Bakar Shiddiq wafat. Gelarnya adalah Al Faruq yang artinya pembeda antara yang haq dan yang bathil. Beliau wafat pada tahun 23 H. Diriwayatkan dari Umar bin Hamzah bin Abdullah, dari pamannya, Salim dari bapaknya, Umar berkata, "Aku melihat Rasulullah SAW di dalam mimpi, dimana aku melihat beliau sedangkan beliau tidak memandangku. Maka aku berkata, "Ya Rasulullah, kenapa aku?" Beliau bersabda, "Bukankah kamu yang mencium istrimu pada saat kamu berpuasa?!" Maka aku berkata, "Demi Yang Mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan mencium istriku lagi setelah ini saat aku berpuasa." (Al Mahalli, Ibnu Hazm). Mimpi Bilal bin Rabah Beliau adalah Muazzin di zaman Rasulullah SAW, termasuk golongan sahabat yang ikut dalm perang Badar. Nabi SAW telah bersaksi atas penetapannya sebagai ahli surga. Setelah Rasulullah SAW wafat, karena tak kuat menanggung kesedihan hati akan ingatannya kepada Rasulullah SAW, Bilal pindah ke negeri Syam. Bertahun kemudian Bilal melihat Rasulullah SAW di dalam mimpinya di negeri Syam. Rasulullah berkata, "Kenapa kamu berlaku tidak ramah, wahai Bilal? Bukankah kini telah datang waktunya bagimu untuk menziarahiku?" Maka Bilal bangun dalam keadaan bersedih dan langsung bergegas menuju kota Madinah. ia lalu mendatangi makam Rasulullah SAW dan disana ia menangis. Sayyidina Hasan dan Husein datang menghampirinya, kemudian Bilal memeluk keduanya. Maka Sayyidina Hasandan Husein berkata, "Kami sangat menginginkan engkau untuk azan di waktu sahur." Maka demi takzimnya kepada kedua cucu Rasulullah SAW ia naik ke atap masjid. ketika ia menyerukan "Allahu Akbar Allahu Akbar" bergetarlah seluruh kota Madinah. Keluarlah para penduduknya berduyun-duyun ke masjid sambil menangis tersedu-sedu karena suara Bilal mengingatkan mereka pada kehidupan di zaman Rasul. Dan tidak pernah disaksikan hari yang lebih banyak laki-laki dan wanita menangis daripada hari itu. Seminggu kemudian Bilal wafat. (Asadul Ghabah, Ibnu Atsir). Mimpi Ummu Salamah Ia adalah Ummul Mukminin, istri Rasulullah SAW. Ia termasuk wanita yang tercantik dan termulia dalam silsilah keturunannya. Ia wafat tahun 61 H. Diriwayatkan oleh Razim, ia berkata, "Salma meriwayatkan padaku, ia berkata, "Aku datang ke rumah Ummu Salamah di saat ia sedang menangis. Maka aku bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu menangis?" Ia menjawab, "Aku bertemu Rasulullah SAW di dalam mimpi. Di kepala dan janggutnya terdapat debu, maka aku bertanya, "Kenapa engkau, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Aku baru saja menyaksikan pembunuhan Husein." Tak lama terdengar kabar oleh penduduk Madinah bahwa Sayyidina Husein telah terbunuh di Karbala. Dan Ummu Salamah adalah termasuk orang yang pertama kali mengetahui kejadian syahidnya Sayyidina Husein. (HR. Tirmidzi). Mimpi Abu Musa Al Asy’ari Beliau adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW dari suku Tamim. Beliau juga seorang ahli fikih dan qira’at. Diriwayatkan oleh Abu Musa , beliau berkata, “Aku melihat Rasulullah di dalam mimpi sedang berada di atas gunung. Di sampingnya Abu Bakar. Dan beliau (Rasulullah) sedang mengisyaratkan Umar untuk datang kepadanya.” Maka aku mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan ternyata benar, Amirul Mukminin Umar bin Khattab wafat!” Ia (Abu Musa) ditanya, “Tidakkah kamu menulisnya (mimpi) itu kepada Umar?” Maka Abu Musa berkata, “Tidak selayaknya aku mengucapkan berbela sungkawa kepada Umar (karena Umar akan bertemu Rasulullah SAW).” (Ar Riyadhun Nudhrah fi Manaqibil Asyrah). Mimpi Sufyan ats-Tsauri Pada suatu ketika, di musim haji, Sufyan ats-Tsauri tengah melaksanakan thawaf di Baitullah. Ketika itu Sufyan melihat seorang lelaki yang selalu membaca shalawat setiap ia melangkahkan kaki. Sufyan lalu menghampiri laki-laki tersebut, dan menegurnya, "Wah, kalau begini anda telah meninggalkan bacaan tasbih dan tahlil. Anda hanya terfokus pada shalawat untuk nabi SAW saja. Apa alasan anda melakukan amalan ini?" Laki-laki itu kemudian balik bertanya kepada Sufyan, "Siapakah anda ini? Semoga Allah memberikan anda karunia kesehatan dan keselamatan!" Sufyan menjawab, "Aku Sufyan ats-Tsauri." Laki-laki itu berkata, "Baiklah, akan saya ceritakan kisah saya. Andaikata tidak karena anda adalah orang luar biasa di masa ini, niscaya saya tidak akan menceritakan karunia yang dianugerahkan kepada saya, dan niscaya saya tidak akan membuka rahasia yang diberikan Allah pada saya." Kemudian laki-laki itu berkisah, "Pada suatu hari, saya dan ayah saya pergi untuk menunaikan ibadah haji. Di tengah perjalanan, ayah saya mengalami sakit, maka saya berhenti dulu untuk mengobatinya. Lalu di suatu malam yang memilukan, ayah saya meninggal dunia dengan wajah yang menghitam legam. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, ayahku telah meninggal dengan wajah yang menghitam, ujar saya dalam hati. Saya merasa sangat sedih sekali menyaksikan keadaannya. Lalu saya mengambil selembar kain dan menutupi wajahnya. Saya begitu larut dalam kesedihan dan terus memikirkan, apa yang akan dikatakan orang-orang jika melihat wajah ayah saya yang hitam legam. Dalam keadaan seperti itu, saya diserang kantuk dan jatuh tertidur. Tiba-tiba saya bermimpi melihat seorang laki-laki yang sangat tampan, belum pernah saya melihat laki-laki setampan itu, seumur hidup saya. Pakaiannya begitu bersih dan dari tubuhnya tercium aroma yang sangat harum, bukan seperti wewangian biasa. Kemudian laki-laki itu melangkah menuju jasad ayah saya dan membuka kain penutup wajahnya. Lalu laki-laki itu mengusapkan telapak tangannya ke wajah ayah saya. Maka tiba-tiba saja wajah ayah saya menjadi putih bersinar-sinar. Ketika laki-laki itu hendak beranjak pergi, saya memegang bajunya dan bertanya, 'Wahai hamba Allah, siapakah anda, yang telah dikaruniai Allah untuk menyelamatkan ayah saya dan melenyapkan kegundahan di hati saya?' Laki-laki itu lalu menjawab, "Tidakkah kamu mengenalku? Aku adalah Muhammad bin Abdullah, yang mendapat wahyu Al Qur'an. Ketahuilah, ayahmu semasa hidupnya adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya. Akan tetapi, ia banyak membaca shalawat untukku. Ketika kematian menghampirinya, ia meminta pertolonganku. Aku banyak menolong orang yang banyak membaca shalawat untukku." Kemudian saya bangun dan melihat wajah ayah saya yang telah menjadi putih bersinar." (Afdhalish Shalawat Alaa Sayyidis Saadat, Yusuf An-Nabhani). Mimpi Hasan Al Bashri Imam Hasan Al Bashri yang digelari oleh umat sebagai Imamut Tabi’in (Pemimpinnya Para Tabi’in), pada suatu ketika mengalami kebingungan dan kegelisahan dalam dakwahnya. Maka ia pun lalu berkhalwat, menyendiri di suatu tempat untuk beribadah kepada Allah. Lalu ia bermimpi bertemu Rasulullah Saw sedang berdiri di Padang Arafah sambil menangis di hadapan ummatnya. Rasulullah saw bersabda: “Sampai hati kalian berkata kepadaku: ‘kami sudah tak mampu lagi membantumu, wahai Rasulullah…’ Padahal aku tak akan mampu mengatakan ucapan itu pada kalian kelak di Hari Kebangkitan. Dan airmataku, demi Allah, telah berlinang mendengar ucapan kalian itu. Sampai hatikah kalian mengatakan kepadaku: ‘kegembiraanmu sementara harus dibatasi dulu, wahai Rasulullah…’ Padahal siang malam kedua tanganku selalu terangkat untuk kegembiraan kalian. Sampai hatikah kalian mengatakan kepadaku: ‘kami tak berani mengambil resiko untuk membelamu, wahai Rasulullah…’ Padahal aku tak pernah peduli akan resiko yang menimpaku untuk menolong kalian. Demi samudera kelembutan Allah yang memenuhi dadaku, aku tak akan tega memerintahkan kalian untuk mengambil resiko dalam membantu urusanku. Demi kerinduan kalian kepadaku, sampai hatikah kalian hingga masih takut resiko demi membela panjiku. Ketika seluruh manusia telah berkumpul, masing-masing dengan kebingungan, masing-masing dengan kesulitan, masing-masing dengan ketakutan, maka para malaikat menyingkirkan para manusia untuk membuka jalan bagi kelompok besarku. Maka lewatlah aku dan puluhan ribu pengikutku dengan dipayungi panji-panji yang bertuliskan namaku. Seorang hamba yang hina berusaha meninggikan kepalanya dan melambai-lambaikan tangannya kepadaku dengan harapan aku akan memanggilnya ke dalam rombonganku. Maka si hamba hina pun menjerit-jerit berteriak-teriak memanggil-manggil namaku sambil berusaha menerobos pagar betis para malaikat yang bertugas membuka jalan bagi kelompokku. Namun ketika ia berhasil menerobos untuk melihat wajahku dengan jelas, maka kekecewaan merobek hatinya karena aku telah jauh melewatinya. Maka ia pun berteriak memanggil namaku ‘Ya Habibi Muhammad… Ya Habibi Muhammad…’ sambil mengalirkan airmata kesedihan dan kecewa karena ditnggalkan oleh orang yang paling dirindukannya. Ia hanya dapat memandang dengan hati yang hancur dalam kesedihan, memandangi kepergian diriku yang selalu didambakannya. Lalu ia berkata kepada para malaikat, ‘sampaikan salamku pada kekasih hatiku, Muhammad saw, bahwa aku sudah kembali ke tempat yang pantas bagiku, dan sudah tercapai apa yang menjadi niatkuyakni menegakkan panji-panji beliau, dan siksa neraka aku relakan bagi diriku demi tercapainya dambaan hatiku yakni kegembiraan hati beliau.’ Kemudian ia pun berbalik dengan seribu kepiluan meninggalkan tempat yang dari tadi ia berharap dapat menatap wajahku. Maka kupanggil ia dari kejauhan, dilihatnya seluruh rombonganku berhenti, karena Pemimpin mereka berhenti. Lalu hamba itu melihat bahwa akulah yang memanggilnya, kekasih yang selalu dirindukannya. Kubentangkan kedua tanganku sambil tersenyum lebar, dan aku akan berkata, “Aku tak akan melupakanmu, wahai fulan… aku tak akan meninggalkanmu, wahai fulan… aku tak akan membiarkan orang yang merindukanku, wahai fulan… Maka si hamba hina pun berlari menunduk-nunduk untuk memelukku. Ia kuberi kesempatan melepas seluruh kerinduannya kepadaku. Ia kuberi hak untuk mendapat kelembutan kasih-sayang dari orang yang paling didamba dan dibelanya. Sampai hatikah kalian menepis tanganku yang terulur kepada kalian. Kutatap wajah kalian sambil berharap ada diantara kalian yang akan meringankan kesedihanku.” Demikian mimpi Imam Hasan Al Bashri yang tercantum dalam kitab beliau, Al Mahbub. sumber: theroadtomuhammad Mimpi Habib Munzir Almusawa Rahmat dan kebahagiaan semoga selalu menyelimuti hari hari anda Saudaraku yg kumuliakan, beribu maaf selama 10 hari saya tidak online hingga tak bisa menjawab pertanyaan anda saya sebenarnya kurang berkenan menjawab namun sayapun tak berani berdusta, saya sering berjumpa dg Rasul saw, dan sesekali ada hal berupa wasiat dan nasihat. cambang dan janggut beliau sangat hitam gelap kebiru biruan dari gelapnya, wajah beliau bagaikan mutiara yg bercahaya, senyumnya tak pernah sirna dari bibir indahnya, hati serasa linu dan seakan akan mencair karena keindahan wajah Sang Nabi saw, ledzat memandang wajah beliau saw terasa linu ke sekujur tubuh seakan lebih dari 1000X rasanya ejakulasi.sekujur tubuh serasa linu tak terperikan jari jari beliau lentik dan lembut dan sangat indah, tingginya sekitar 200 cm, Imamah nya putih dan besar, kedua matanya sangat Indah dan memancarkan kesejukan dan penuh kasih sayang, membuat orang yg memandang matanya ingin luluh dan bersimpuh berlutut dikakinya dan menangis bagaikan bayi manja yg memeluk ibunya karena tak melihat yg lebih mengasihinya selain ibunya, ucapannya dan suara beliau saw berwibawa, namun lembut dan pelahan hampir berbisik, namun jelas dan sangat merdu, duh.. saya tak akan mampu mengkiaskannya lagi. sungguh benar ucapan Anas bin Malik ra : Tidak pernah kami melihat pemandangan lebih menakjubkan dari wajah Rasulullah saw (Shahih Bukhari) sungguh benar ucapan Abu Hurairah : "Wahai Rasulullah, Jika kami memandangmu wajahmu maka jiwa kami tergetar dan terangkat semakin mulia" pernah saya sudah akan berangkat dakwah keluar kota, tapi tubuh ini penat dan sangat lelah, saya masih rebahan dan sangat berat untuk berangkat, maka saya bermimpi melihat beliau saw telah berdiri didepan pintu, memegang tas gantung dari kulit, seraya berkata dengan lembut dan tersenyum.. : "saya akan berangkat dakwah, kau mau ikut kah..?", saya terbangun dari tidur dan kaget.., saya faham betul itu teguran lembut dari beliau saw agar saya segera berangkat, maka saya bergegas dan berangkat.. Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, Wallahu a'lam Shalawat Supaya Mimpi Bertemu Rasulullah Keistimewaan dan keutamaannya: 1. Dapat bermimpi bertemu Rasulullah. Caranya: - Lakukanlah shalat sunat hajat 2 raka’at pada tengah malam. - Pada raka’at pertama, setelah membaca surat Al-Fatihah, kemudian membaca ayat –Al-Kursi sebanyak 3 kali. - Pada raka’at kedua, setelah membaca surat Al-Fatihah, kemudian membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 3 kali. - Sesudah salam, bacalah shalawat ini sebanyak 1.000 kali, lalu berdo’alah kepada Allah SWT, memohon supaya dalam tidur Anda nanti dapat bermimpi bertemu Rasulullah SAW. - Sebelum Anda tidur, berwudhulah terlebih dahulu. Agar ketika tidur, Anda dalam keadaan bersih / suci. Dan sebelum menutup mata hendak tidur, bacalah kembali shalawat ini sebanyak 7 kali dengan mantab. Insya Allah, Anda akan dapat bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Bacaan shalawat supaya mimpi bertemu Rasulullah: Allahumma shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin fii kulli lamhatin wa nafasin bi ‘adadi kulli ma’luumin laka. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad dan para keluarganya, di dalam setiap kehidupan mata dan nafas dengan bimbingan semua yang diketahui oleh-Mu.” Sumber: Shalawat & Asmaul Husnah, Keistimewaan dan Keutamaan, Dilengkapi Doa-Doa Penting. Penyusun: Abdullah Afif Thaifuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar